Headlines News :
Home » » krisis kepemimpinan tercermin , dari pro- kontra UU Sisdiknas

krisis kepemimpinan tercermin , dari pro- kontra UU Sisdiknas

Written By Unknown on Monday 28 October 2013 | 23:13



Krisis Kepemimpinan Tercermin, dari Pro-Kontra UU Sisdiknas
[Agama dan Pendidikan]
Kairo, Pelita

Pro-kontra yang tajam menjelang disahkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) bulan silam, senantiasa menyadarkan bangsa Indonesia bahwa saat ini negara kepulauan terbesar di dunia itu sedang mengalami krisis kepemimpinan.
Krisis kepemimpinan bangsa itu tercermin dari hampir tidak ada tokoh politik yang suaranya berwibawa dan didengar semua komponen masyarakat untuk meredam pro-kontra UU Sisdiknas tersebut.
Hal itu terungkap dalam seninar sehari di Kairo, bertema "Pendidikan Nasional Pasca-Pengesahan UU Sisdiknas" yang diselenggarakan di Aula Saleh Kamil, Universitas Al-Azha, Selasa malam (Rabu dinihari WIB).
Tampil sebagai nara sumber utama, pakar komunikasi Prof Dr Bachtiar Aly, MA, Ketua Dewan Pertimbangan Pendidikan Agama pada Depag KH Abdullah Syukri Zarkasyi, MA, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) KH Drs Kafrawi Ridwan, MA.
Bertalian dengan krisis kepemimpinan di Indonesia, Kafrawi yang saat ini menjabat Rektor Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor, memiliki argumen menarik yang membandingkan situasi era reformasi dan pra-reformasi.
Terlepas dari segala kekurangannya, Presiden Soeharto ketika berkuasa, tampil sebagai tokoh panutan bangsa, yang suaranya didengar hampir semua komponen masyarakat, ujar alumnus Universitas McGill, Montreal, Kanada ini.
Mantan Sekjen Depag itu mengemukakan contoh, ketika ada protes beberapa kalangan menjelang disahkannya UU Peradilan Agama, suara-suara protes itu segera menghilang begitu Presiden Soeharto menyatakan setuju.
Situasi itu berbeda dengan apa yang terjadi ketika disahkannnya UU Sisdiknas di era reformasi, yang tampaknya pro-kontra itu masih berlanjut. Hal ini timbul akibat tak ada suara berwibawa dari tokoh panutan bangsa, katanya.
Pendapat itu "diamini" pakar komunikasi, Prof Bachtiar Aly. Ia menilai, saat ini Indonesia sedang dalam masa transisi, dan pada posisi itu rakyat sedang mencari figur pemimpin bangsa yang dapat mengayomi seluruh masyarakat.
"Pemimpin bangsa yang dirindukan rakyat Indonesia pasti muncul pada Pemilu tahun depan. Oleh karena itu, siapapun yang terpilih, bangsa Indonesia wajib menyambutnya dengan lapang dada," kata Bachtiar yang saat ini mengemban misi diplomatik sebagai Dubes RI untuk Mesir.
Pernyataan senada diungkapkan Kiai Syukri Zarkasyi yang juga pimpinan Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Menurut dia, Pemilu mendatang merupakan pertaruhan bangsa Indonesia untuk mencari figur pemimpin yang tepat guna menyelesaikan krisis multi dimensi saat ini.
Karena itu hendaknya bangsa Indonesia memilih pemimpin yang pas, bervisi menyelesaikan krisis, dan jangan sampai muncul figur yang justru menciptakan krisis baru, ujarnya berpesan.
Selain masalah kepemimpinan nasional, seminar sehari berbentuk dialog umum itu juga membahas beragam persoalan di Tanah Air yang tengah dihadapi dewasa ini.
Seminar tersebut diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Pondok
Modern Gontor (IKPM) Mesir, yang dihadiri sekitar 800 warga masyarakat Indonesia setempat, umumnya mahasiswa. (dik/ant)

Redaksi kristal Oktober 2013
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | PakCharis | Admin MATU
Copyright © 2011. BULETIN KRISTAL MA TAJUL ULUM - All Rights Reserved